Alhamdulillah. Solawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad r beserta keluarganya dan para pengikutnya yang baik hingga hari Kiamat nanti. Amabakdu.
Para pembaca – yang semoga mendapat limpahan rahmat Allah – sesungguhnya sihir adalah sesuatu yang nyata hakikatnya. Allah menyebutkan hal tersebut dalam Al-Qur'an dan Rasulullah r juga menjelaskannya di dalam hadits yang sahih. Bahkan Rasulullah r pernah disihir oleh seorang yahudi. Oleh karena itu, pembahasan di seputar sihir dan perdukunan adalah pembahasan yang sangat penting. Selayaknya para tokoh agama memperingatkan umat tentang hakikat dan seluk - beluk sihir (dan perdukunan) tersebut karena bahaya yang ada di dalamnya dan ia bisa mengenai siapa saja.
Para ulama sejak zaman dahulu hingga sekarang telah banyak mengungkap hakikat sihir di dalam banyak karya tulis. Maka dari itu, kita akan mengangkat pembahasan tentangnya pada blog ini. Selamat membaca.

Sihir di dalam Alquran dan Hadits
Allah I berfirman :
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul (QS al – Falaq [113]:4)

Abu Muhammad al – Maqdisi rohimahullah berkata, “Kalau sihir tidak ada hakikatnya, niscaya Allah tidak akan memerintahkan agar memohon perlindungan kepada-Nya dari bahaya sihir.” ( Fathul-Majid hlm. 335 )
Demikian pula Rasulullah r sendiri pernah disihir oleh seorang yahudi yang bernama Labid bin A'sham. Peristiwa itu disebutkan di dalam sebuah hadits (yang artinya) : Sesungguhnya Nabi r disihir sehingga dikhayalkan pada beliau bahwa beliau melakukan sesuatu padahal tidak. Dan beliau r pada suatu hari berkata kepada Aisyah, “Telah datang kepadaku dua malaikat, salah satunya duduk di dekat kepalaku dan yang lainnya di dekat kakiku. Salah satu malaikat berkata kepada yang lainnya, “Apa penyakit laki-laki (Rasulullah)?” Yang satunya menjawab, '(Dia) terkena sihir.' ' Siapa yang menyihirnya?' Satunya menjawab, 'Labid bin A'sham...'” ( HR al – Bukhari : 1451)1

Pengertian sihir
Sihir secara bahasa berarti ungkapan tentang suatu perkara yang disebabkan oleh sesuatu yang samar dan lembut. Sementara itu, menurut istilah, sihir terbagi menjadi dua makna :
  1. Buhul – buhul dan mantra-mantra, maksudnya adalah bacaan-bacaan dan mantra-mantra yang dijadikan perantara oleh tukang sihir untuk minta bantuan para setan dalam rangka memberi kemudaratan kepada orang yang disihir.
  2. Obat – obatan atau jamu-jamuan yang berpengaruh terhadap orang yang disihir baik secara fisik, mental, kemauan, dan kecondongannya sehingga orang yang disihir tersebut berpaling dan berubah (dari kebiasaannya). (Lihat al-Qaulul-Mufid oleh Syaikh Utsaimin 1/489.)

Status hukum sihir
Sihir merupakan perbuatan kufur yang diharamkan Allah. Allah berfirman (yang artinya):
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun seebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. “Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Dan sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa menukarnya (Kitabullah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS al-Baqarah [2]: 102)

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa perbuatan sihir merupakan kekafiran. Karena itu, para ulama telah sepakat tentang kufurnya perbuatan sihir2.

Haram mendatangi tukang sihir
Dari Abu Hurairah t bahwasanya Nabi r bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Barang siapa mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang dia katakan, maka dia telah kafir terhadap apa (Alquran) yang diturunkan kepada Muhammad.”(HR Ahmad no. 9171)

Di dalam hadits lainnya, beliau bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barang siapa mendatangi dukun lalu dia bertanya kepadanya tentang suatu hal, maka salatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” (HR Muslim no. 2230)

Dari dua hadits di atas, para ulama menerangkan bahwa apabila mendatangi sihir tanpa membenarkanya (hanya bertanya) maka ini hukumnya dosa yang sangat besar dan salatnya tidak diterima selama empat puluh hari. Sementara itu, mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, kemudian membenarkan ucapan/berita yang mereka sampaikan, maka ini adalah tindakan kufur/kekafiran terhadap Allah. Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alusyaikh berkata, “Orang yang membenarkan dukun dan tukang sihir, meyakini benarnya ucapan mereka), dan meridai hal tersebut, maka ini merupakan kekafiran.” (Fat hul-Majid hlm. 356)


Cara syar'i dalam menangkal dan mengobati sihirnya
Para pembaca yang budiman, setelah kita memahami hal di atas, perlu kita ketahui cara yang benar dalam mengobati sihir. Sebab, sesungguhnya mengobati sihir dengan sihir tidak diperbolehkan. Maka dari itu, di sini kami meringkas keterangan Syaikh Bin Baz di dalam Risalah fi Hukmis-Sihri wal-Kuhanati (buku tersebut sangat bagus kami menyarankan agar sidang pembaca membacanya, Pen. Beliau menerangkan bahwa mengobati sihir ada dua :
  1. Tindakan sebelum terjadi, yaitu usaha yang menjauhkan diri dari sihir sebelum terjadi. Di antara caranya adalah dengan membentengi diri dengan zikir-zikir yang disyariatkan, sebagai berikut:
  • Membaca Ayat Kursi setiap selesai salat lima waktu atau dibaca ketika akan tidur.
  • Membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas pada setiap selesai salat lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah salat magrib dan ketika hendak tidur.
  • Membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada permulaan malam (yaitu ayat 285-286)
2. Tindakan setelah terjadi; dengan dua cara:
  • Dengan ruqyah syar'iyah, membacakan doa-doa berdasarkan riwayat yang sahih, di antaranya ialah doa yang dibaca Malaikat Jibril ketika meruqyah Rasulullah r.

بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari semua hal yang mengganggumu dari kejelakan semua jiwa dan mata yang hasad Allah akan menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu.”

Dan bacaan-bacaan ruqyah lainnya.
  • Cara pengobatan lainnya, dan ini adalah cara yang paling tepat yaitu berupaya mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung atau di tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan musnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.
Itulah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan usaha pengobatan atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. (Diringkas dari Risalah fi Hukmis-Sihri wal-Kuhanah hlm. 5-8)

Abu Haitsam
_______________________
1 Ibnu Qayyim berkata, “Dan sekelompok manusia telah mengingkari hal ini (tersihinya Rasulullah). Mereka mengatakan 'ini tidak boleh menimpa diri rasul' bahkan mereka menganggap ini sebagai suatu kekurangan dan aib. Dan perkaranya tidak seperti yang mereka duga. Akan tetapi, sihir tersebut adalah dari jenis perkara (penyakit) yang berpengaruh terhadap diri Rasulullah. Hal ini termasuk dari jenis-jenis penyakit yang menimpa beliau sebagaimana beliau juga tertipa racu, dimana tidak ada perbedaan antara pengaruh sihir dengan racun.”(Zadul-Ma'ad 4/124)

2 Sebagaimana dinukil Ibnu Abil Izzi di dalam Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah hlm. 505


Sumber: Buletin ALFURQON Tahun 10 Volume 9 No 1




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Mutiara Salaf

"Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa-apa yang menjadikan baik generasi awalnya"

-Imam Malik-

Info Kajian

Pada Hari Ahad

Jam 8.30 pagi.
pekan ke-2 dan ke-4 setiap bulan
Kajian Umum Kitab : "Shahih Fiqih Sunnah"
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim
di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Abu Mundzir Al-Ghifary hafidzahullah
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Jauhari (085384960382)

Pada Hari Ahad

Jam 9.00 pagi.
pekan ke-1 setiap bulan
Kajian Umum Kitab : "al-Firqotun Najiyah"
karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Misbah hafidzahullah
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Ahmad Sholihin (081391834830)

Pada Hari Sabtu

Jam 18.15 (Ba'da Maghrib)
pekan ke-2 dan ke-4 setiap bulan
Kajian Umum Kitab : "Tafsir Juz 'Amma"
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Zakariya Syaiful Fuad
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Ahmad Sholihin (081391834830)

Pada Hari Jum'at, Sabtu, Ahad

Jam 18.15 (Ba'da Maghrib)
Kajian Umum Kitab : "Pelajaran Cara Cepat Menguasai Bahasa Arab"
“Kunci Sukses Belajar Nahwu & Shorof Untuk Pemula”yang disusun oleh Al Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali A.M.

di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Abu Kholid Iqbal Al Farisi
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Zakariya (081226810066)

Video Tausiyah

Radio Sunnah


Banyak Dibaca

Video: Aku Akan Berubah

Jadwal Sholat

Pengunjung

Flag Counter

KALENDER

Diberdayakan oleh Blogger.