Seharusnya manusia menggunakan hatinya sebagaimana tujuan Allah U menciptakan hati yaitu untuk berakal dan berpikir bukan untuk membangkang dan mengingkari.
Sebagai makhluk yang berakal seharusnya manusia berbeda dengan makhluk yang tidak berakal yang hanya pasrah dan mengekor pada siapa yang menggiringnya.
Seharusnya akal sesuai dengan namanya sebagai pengikat yang mengikat pelakunya hanya melakukan yang baik dan meninggalkan yang jelek.
Seharusnya jika seseorang mengetahui bahwa ada umat yang binasa karena memusuhi nabi utusan Allah U maka dia tidak meniru perbuatan mereka, memusuhi dakwah para nabi.
Akan tetapi, akal yang telah terkunci mati akan melihat bahwa kebesaran dan kemuliaan tergantung apda mengikuti kaum pendahulunya. Mereka berkata. “Itu kaum Hud dan kaum Nuh, mereka nenek moyang kita lebih banyak, lebih mulia, dan lebih kuat dari kita, sedang mereka memusuhi para nabi utusan Allah, maka lakukan seperti perbuatan mereka.”
Sungguh celaka suatu kaum yang hatinya sama dengan hati orang-orang kafir sebelumnya dan berbuat seperti perbuatan mereka dan memusuhi dakwah para nabi dan menentang ajaran Allah U. Kaum yang hatinya gelap semacam ini lebih baik hewan yang tidak memiliki akal.
Kawanan hewan tertentu, jika melihat sebagian dari rombongannya masuk dan tenggelam dalam air, misalnya, maka rombongan lain yang belum tenggelam akan berhenti dan enggan untuk masuk ke dalam air. Bahkan sekalipun ada yang memaksa dan mendorong, dia akan bertahan dan tidak mau masuk dan berusaha lari darinya karena dengan tabiatnya dia mengetahui mudharat dan kebinasaan.
Adapun kaum para nabi, seperti kaum 'Ad dan kaum Tsamud, tidak memanfaatkan akalnya, bahkan tabiat seperti yang dimiliki oleh hewan pun tidak berfungsi. Bencana yang menimpa kaum Nabi Nuh dan kaum 'Ad tidak menjadi pelajaran bagi kaum Tsamud, padahal apa yang mereka lakukan sama seperti apa yang mereka lakukan, nabi yang mereka dustakan sama seperti nabi yang mereka dustakan. Mereka mengetahui sebab kebinasaan umat pendahulunya seperti mereka mengetahui matahari, tetapi kenapa ada manusia yang lebih suka memilih hidup sengsara bersama kaum yang binasa ketimbang dia memilih hidup bersama orang yang bahagia.
Akan tetapi, sebagaimana dikatakan oleh asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa'di, “Mereka itu seandainya Allah mengetahui bahwa mereka tidak layak kecuali untuk neraka. Karena itu, Allah menghinakan mereka dan tidak memberi mereka hidayah, maka kamu sibukkan diri dengan bersedih dan menyesali ketidakimanan mereka tidak ada faedahnya bagimu. Kewajibanmu adalah berdakwah dengan menempuh segala jalan yang mengantar kepada hidayah dan membendung segala jalan menuju kesesatan. Jika mereka mendapat hidayah maka Alhamdulillah. Dan jika tidak maka jangan sedih dan jangan menyesal sebab hal itu hanya akan melemahkan jiwa dan menghancurkan kekuatan serta tidak ada gunanya.” (Tafsir Surat al-Kahfi [18] : 6)
Jika seseorang menyelisihi atau memusuhi adat istiadat dianggap hina, lalu bagaimana jika dia menentang dan memusuhi ajaran Allah I?
Kaum Tsamud – umat Nabi Shalih u memusuhi dakwah nabi mereka sebagaimana pendahulu mereka kaum Nabi Hud dan kaum Nabi Nuh. Dan kebiasaan ini terus diikuti oleh para pendusta dakwah nabi hingga Yahudi dan bangsa Arab jahiliyyah pada zaman nabi kita Muhammad sebab hati mereka sama, sebagaimana hati orang yang beriman sama. Firman Allah U :
وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آيَةٌ ۗ كَذَٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ ۘ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ ۗ قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ﴿١١٨﴾
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, 'Mengapa Allah tidak langsung berbicara atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?' Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa.” (QS al-Baqarah [2] : 118)

Tatkala hati mereka sama-sama dalam kekafiran maka perkataan dan perbuatna mereka sama.
Seringkali Allah U menyebut kisah 'Ad dan Tsamud dalam al-Qur'an secara bersamaan karena kemiripan mereka dan sebagai ibrah untuk seluruh alam.

NASIHAT NABI SHALIH u
Sesungguhnya Nabi Shalih telah mengingatkan kaumnya, “Allah menjadikan kalian ahli waris setelah kaum 'Ad untuk mengambil pelajaran dari kejadian yang menimpa mereka agar kalian beramal tidak seperti amal mereka.” dan Allah U memberikan sebab-sebab untuk beramal shalih dan bersyukur kepada-Nya yaitu kekuatan dan keahlian dalam membuat bangunan dan istana.
Nasihat paling utama kepada kaum yang berpaling dari jalan Allah adalah diajak beribadah hanya kepada Allah U tanpa sekutu bagi-Nya. Inilah jalan Nabi Shalih dan para nabi semuanya, yaitu, “Hai kaumku, sembahlah Allah tidak ada sembahan bagi kalian selain-Nya.”
Beliau mendatangkan mukjizat untuk menguatkan kenabiannya agar tidak ada alasan bagi manusia menolak dakwahnya. Pesan beliau, “Ini unta milik Allah sebagai mukjizat buat kalian sekaligus nikmat untuk kalian. Yaitu seekor unta yang tidak menyerupai unta lainnya baik zat, asal, keutamaan, dan manfaat sebagai tanda bahwa aku benar-benar rasul Allah tidak dusta dan menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah kepada kalian dengan nikmat dan mukjizat ini.”
Unta tersebut sangat besar. Dia hidup sendiri, mencari makan dan minum sendirian tanpa mereka (kaum Tsamud) harus bersusah payah menggembalakannya dan mencarikan makan dan minumnya. Mereka tidak dibebani untuk memelihara dan mengurusi hewan yang amat besar ini. Semua penduduk satu kota dapat menikmati hasil yang diberikan olehnya berupa susu yang memenuhi kebutuhan mereka semua. Cukup mereka memberi kesempatan kepada unta tersebut minumd ari sumur sehari dan untuk mereka sehari berikutnya di samping memerah susunya. Nikmat yang sungguh luar biasa.
Maka ada di antara mereka yang beriman, sedang kebanyakan mereka kafir. Lalu unta itu hidup dalam keadaan tersebut sekehendak Allah hingga setan menggerakkan bala tentaranya dari bangsa manusia untuk membunuhnya. Seandainya bukan kekafiran yang menutupi hati mereka, tentu mereka beriman dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang besar ini.
Nabi Shalih u memberikan nasihat dengan cara paling baik. Beliau berkata, “Apa prasangka kalian jika ternyata perkaranya benar seperti apa yang saya katakan dan saya dakwahkan keapda kalian? Apa alasan kalian di sisi Allah? Apa yang akan menyelamatkan kalian dari adzab-Nya, sedang kalian menuntutku untuk meninggalkan dakwah untuk menaati-Nya? Aku tidak mungkin meninggalkan ini sebab ia wajib bagiku, dan seandainya aku tinggalkan dakwahku ini tidak ada yang sanggup seorang pun dari kalian maupun oran glain untuk melindungiku dan menolongku. Aku akan terus mengajak kalian kepada Allah satu-satu-Nya tanpa sekutu bagi-Nya hingga Allah memberikan putusan antara aku dan kalian.”

PERINGATAN DAN ANCAMAN
Nabi Shalih u meningkatkan mereka, “Biarkan unta itu hidup di bumi Allah dan jangan sekali-kali mengganggunya atau menyakitinya yang menyebabkan kalian ditimpa adzab dari Allah. Biarkan ia, rezekinya di sisi Allah, sedang kalian mendapat manfaatnya dia minum di sumur sehari dan kalian semuanya meminum susunya masing-masing memenuhi wadahnya dengan susunya, lalu kalian mengambil minum dari sumur pada hari berikutnya.”
Apalah guna nasihat bagi hati yang telah terkunci rapat. Di kampung tersebut ada sembilan orang penjahat dan pangkal kerusakan di negeri itu sebagaimana firman Allah I tentang mereka :
وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ﴿٤٨﴾
Dan ada di kota itu sembilan orang yang merusak di permukaan bumi dan tidak berbuat kebaikan.” (QS an-Naml [27] : 48)

Inilah bahaya dan kesialan yang menyebabkan turunnya adzab atas kalian. “Mereka pertama kali yang mereka lakukan adalah mengadakan musyawarah sesama mereka agar bersepakat membunuh unta. Lalu mereka mengutus salah satu yang paling jahat dari mereka untuk membunuhnya.
Firman Allah U :
إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا﴿١٢﴾
Maka bangkit untuk membunuhnya orang yang paling binasa.” (QS asy-Syams [91] : 12)

Dia bangkit mewakili mereka untuk membunuh unta mukjizat sedang mereka semua ridha bahkan mereka yang memerintahkan hal itu dan ini pertanda hancurnya mereka semua.
Peristiwa yang mengerikan ini, Nabi Shalih u mengetahui bahwa adzab Allah akan segera menimpa mereka tidak tertunda lagi sebab kejahatan mereka telah memuncak dan tidak ada lagi harapan untuk menyadarkan mereka. Maka beliau berkata sebagaimana firman Allah U:

فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ﴿٦٥﴾
Mereka membunuh unta itu maka berkata Shalih, 'Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (QS Hud [11] : 65)


SIALNYA DOSA
Sesungguhnya suatu dosa dan kejahatan memiliki banyak kesialan. Di antara kesialannya akan mendorong kepada kejahatan lain yang serupa atau bahkan kepada yang lebih besar.
Setelah mereka membunuh unta, mereka bermusyawarah untuk melakukan kejahatan yang lebih besar yaitu membunuh Nabi Shalih u. Mereka berjanji, bersepakat, dan bersumpah tegas untuk membunuh Nabi Shalih u serta merahasiakan kejahatan mereka. Mereka khawatir akan diketahui dan dihalangi oleh keluarga Nabi Shalih u sebab beliau berasal dari keluarga kuat dan mulia. Kata mereka, sebagaimana firman Allah dalam Surat an-Naml [27] : 49, “Jika ada yang mencurigai dan menuduh bahwa kita yang membunuh Shalih maka kita bersumpah kepada kerabatnya bahwa 'kami tidak mengetahui hal itu dan kami sangat jujur'.”
Lalu, mereka bersembunyi dan akan melaksanakan rencana jahat mereka ini. Akan tetapi, mereka bermakar dan Allah I bermakar, sedang Allah I sebaik-baik pembuat makar.

IBRAH
  1. Sesungguhnya penyebab kafirnya hati adalah mengagungkan nenek moyang dan meyakini bahwa ajaran mereka lebih baik ketimbang ajaran Allah I dan para rasul-Nya.
  2. Hati yang kosong dan berpaling dari tauhid akan dipimpin oleh setan keapda lawan tauhid.
  3. Hendaknya hati memiliki kemauan terhadap ajaran Allah U lalu benar-benar mengikutinya dan istiqamah di atasnya.
  4. Mensyukuri nikmat Allah U tatkala melihat orang yang disesatkan dan dibinasakan oleh Allah U, sedang Dia memilihmu sebagai kekasih-Nya dan menjauhkanmu dari jalannya orang-orang sesat.
  5. Bahaya teman yang jelek bagi masyarakat.

Sumber: Majalah Al Furqon Edisi 6 Tahun ke-14 (153) Hal. 68-70


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

Mutiara Salaf

"Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa-apa yang menjadikan baik generasi awalnya"

-Imam Malik-

Info Kajian

Pada Hari Ahad

Jam 8.30 pagi.
pekan ke-2 dan ke-4 setiap bulan
Kajian Umum Kitab : "Shahih Fiqih Sunnah"
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim
di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Abu Mundzir Al-Ghifary hafidzahullah
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Jauhari (085384960382)

Pada Hari Ahad

Jam 9.00 pagi.
pekan ke-1 setiap bulan
Kajian Umum Kitab : "al-Firqotun Najiyah"
karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Misbah hafidzahullah
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Ahmad Sholihin (081391834830)

Pada Hari Sabtu

Jam 18.15 (Ba'da Maghrib)
pekan ke-2 dan ke-4 setiap bulan
Kajian Umum Kitab : "Tafsir Juz 'Amma"
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Zakariya Syaiful Fuad
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Ahmad Sholihin (081391834830)

Pada Hari Jum'at, Sabtu, Ahad

Jam 18.15 (Ba'da Maghrib)
Kajian Umum Kitab : "Pelajaran Cara Cepat Menguasai Bahasa Arab"
“Kunci Sukses Belajar Nahwu & Shorof Untuk Pemula”yang disusun oleh Al Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali A.M.

di Masjid Ma'had IMAM SYAFI'I BLORA
Bersama Al Ust. Abu Kholid Iqbal Al Farisi
Info:
Bp. Lasmito (085325307818)
Bp. Zakariya (081226810066)

Video Tausiyah

Radio Sunnah


Banyak Dibaca

Video: Aku Akan Berubah

Jadwal Sholat

Pengunjung

Flag Counter

KALENDER

Diberdayakan oleh Blogger.